Etnobotani Tumbuhan Liar di Bawah Naungan Tegakan Kopi (Coffea sp.) pada Perkebunan Kopi di Dusun Krajan, Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang
DOI:
https://doi.org/10.21460/sciscitatio.2022.31.83Keywords:
Etnobotani, perkebunan kopi,tumbuhan LiarAbstract
Dalam usaha budidaya tanaman kopi banyak kendala yang harus dialami oleh petani kopi yaitu adanya
tumbuhan liar pada area perkebunan. Tampaknya petani kopi belum mengetahui manfaat tumbuhan liar,
sehingga dianggap sebagai tumbuhan yang merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenisjenis dan manfaat tumbuhan liar yang tumbuh di bawah tegakan kopi. Penelitian dilakukan di Dusun Krajan,
Desa Jambuwer, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Maret sampai Juli 2021. Metode
penelitian secara deskriptif dengan teknik pendekatan etnobotani aspek pemanfaatan melalui wawancara
secara mendalam. Penentuan responden menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan tumbuhan
liar secara langsung di bawah tegakan pohon kopi. Data jawaban responden terhadap pemanfaatan dan nama
lokal tumbuhan liar dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan 13 jenis tumbuhan liar yang
tersebar dalam 10 familia dan 2 divisio (Spermatophyta dan Pteridophyta). Tumbuhan liar yang ditemukan
dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan sayuran (15,4%), sebagai pupuk organik saja (8%), dan tumbuhan
liar yang tidak diketahui manfaatnnya ( 0%) berjumlah 5 jenis.
References
Adfa, M. (2005). Study Senyawa Flavonoid dan Uji Brine Shrimp Beberapa Tumbuhan Obat Tradisional Suku Serawi di Provinsi Bengkul. Jurnal Gradien.
Akah, P. A., C. C. Osigwe, & C. S. Nworu ( 2010). Reversal of CoumarinInduced Toxicity by the Extracts and Fractions of Ageratum conyzoides. Asian Journal of Medicinal Science, 2(3): 121-126.
Anonim. (2012). Produksi Kopi Menurut Propinsi di Indonesia, 2008-2012. www.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 3 Juli 2020.
Cronquist A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia University Press. New York. 1025.
Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Trubus Agriwidya, Jakarta. Hal. 146-148
Da Matta F. M. (2011). Exploring drought tolerance in coffee: a physiological approach with some insights for plant breeding. Brazilian journal of Plant Physiology. 16(1):1-6.
Heiser CB Jr. (1993). Ethnobotany and Economic Botany. In: Flora of North America. Editional Committee, eds. Flora of North America Volume 1, Introduction. New York. pp.199-206.]
Hasanah, K., A.Hayati,& H. Zayadi. (2020). Diversitas Tumbuhan Liar pada lahan jagung (Zea mays L.) di Desa Bungbungan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep.Biosaintropis,6 (1): 54-60.
Hasibuan, L. (2020). Dianggap Hama, ini Segudang Manfaat Tanaman Pecut Kuda. Diakses tanggal 17 Pebruari 2022.
Hayati, A, E.L.Arumingtyas, S. Indiyani., & L. Hakim. (2016). Local Knowledge of Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) in East Java. International Journal of Current Pharmaceutical Review and Research, 7(4):210-215.
Hildasari, N. & A. Hayati. (2021). Potensi Keanekaragaman Flora Sebagai Tumbuhan Obat di Wana Wijyata Widya Karya,Sanggar Indonesia Hijau. Kabupaten Pasuruan. Journal SCISCITATIO.Vol 2(2): 74-81.
Lailatussholiha, I., A.Hayati, & H.Zayadi. (2019).Diversitas dan Asosiasi Tumbuhan Liar pada Lahan Padi (Oryza sativa) dan jagung (Zea mays) di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Benih Palawija Singosari Kabupaten Malang. Biosaintropis, 5(1):18-24
Moenandir, J.(1993). Pengantar Ilmu Gulma dan Pengendalian Gulma. PT. Rajawali Citra. Jakarta.
Moshawih, S., Cheema, M. S., Ahmad, Z., Zakaria, Z. A., & Hakim, M. N.(2017). A Comprehensive Review on Cosmos caudatus (Ulam Raja): Pharmacology, Ethnopharmacology, and Phytochemistry. International Research Journal of Education and Science 1(1): 2550-2158. Leiden: Backhuys Pub. pp 140-141
Purwanti, R.,A.Hayati, & H. Zayadi. (2021). Etnobotani dan Persentase Frekuensi Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida) di Pekarangan Desa Jombok Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Biosaintropis, 6:13-18
Sari,S., A. Hayati., & T. Rahayu (2018). Eksplorasi Pengetahuan tentang Tumbuhan Obat di Kalangan GenerasiMuda Pulau Mandangin Kecamatan Sampang Kabupaten Sampang Madura. Jurnal Sains Alami, 1(1):46-56.
Sembodo, Dad R.J. (2010). Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta
Solechah,I.,A. Hayati, & H. Zayadi. (2021). Studi Etnobotani Kelapa (Cocos nucifera) di Desa Tambi Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Journal SCISCITATIO, 2 (2): 90-97.
Tjitrosoepomo, G. (1991). Taksonomi Tumbuhan. Schyzophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. UGM Press. Jogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. (2021). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM Press. Jogyakarta.
Utami, S., Murningsih., & F. Muhammad. ( 2 0 2 0 ) . K e a n e k a r a g a m a n d a n Dominansi Jenis Tumbuhan Gulma Pada Perkebunan Kopi di Hutan Wisata Nglimut Kendal Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18 (2):411-416
Van Steenis C.G.G.J. (2013) Flora: Untuk Sekolah di Indonesia, Cetakan ke 13. PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Wahyudi. (2010). Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Wijayakusuma, H., S.Dalimartha., & A.S.Wirian. (1997). Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia.Jilid 3. Pustaka Kartini. Jakarta.
Zakiah,E., A. Hayati, & H. Zayadi, (2019). Etnobotani Aspek Pemanfaatan Dan Konservasi Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) pada Masyarakat Pandalungan Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan. Biosaintropis, 4: 8-14
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 THE AUTHOR(S)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.